Muslim Produktif

Muslim sejati adalah muslim yang produktif, karena agama islam sangat memperhatikan waktu,sebagaimana firman Allah pada surat Al-‘Asr dan begitu pula pada beberapa hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

من حسن إسلام المرء تركه ما لا يعنيه

“Diantara tanda baiknya keislaman seseorang, meninggalkan apa yang bukan urusannya.” [HR. Tirmidzi, hadits hasan]

Ibadah-ibadah agama islam selalu berkaitan dengan waktu, misalkan sholat, zakat, puasa, haji, dan umrah. Bahkan Allah  juga menyiapkan waktu khusus yang mustajab untuk berdoa.

Maka seharusnya tidak sulit bagi seorang muslim untuk mengatur waktunya. Karena Allah telah melatih kita dalam mengatur waktu. Tapi kenyataannya sangat berbanding jauh dengan keadaan muslim sekarang. Masa muda dihabiskan dalam kesia-siaan dan masa tuanya mengalami banyak kesulitan.

Masa muda yang seharusnya dihabiskan  untuk menuntut ilmu, mengasah skill,  menambah pengalaman, memperluas wawasan, dan yang paling utama adalah beribadah kepada Allah .

Diantara hal-hal yang menyebabkan banyak pemuda terjerumus pada perbuatan sia-sia adalah karena ia tidak memahami agamanya dengan baik; bahwa nanti di hari akhir Allah akan menghisab semua yang kita lakukan terutama masa muda. Ia pun kesulitan dalam me-manage  waktunya.

Berapapun usia kita, apapun profesi kita, pasti pernah merasakan sulitnya mengatur waktu. Ada beberapa tips dalam mengatur waktu agar kita tidak merasakan kelelahan dalam menjalani hari:

  1. Taat kepada Allah, karena Allah akan memberikan keberkahan pada waktu kita. Sehingga kita dapat menyelesaikan semua amanah dengan mudah. Maka, mulai sekarang cobalah untuk shalat pada awal waktu,membaca Al-Qur`an dan memperbanyak do`a setiap hari .
  2. Tulis pekerjaan apa saja yang ingin dilakukan pada esok hari. Mulailah dari yang paling penting, mendesakdan bermanfaat.
  3. Lakukanlah pada saat itu juga dan jangan menunda-nunda pekerjaan.
  4. Bersikap konsisten atau terus menerus.                                                       

Ada sebuah pepatah mengatakan, “Barang siapa yang tau jauhnya perjalanan, pastilah ia akan melakukan persiapan”. Waallahu a`lam bi showab.

Oleh: Septiani Nur Alisia

× Kontak kami